Tingkatkan Keahlian Pembudidaya, KKP Bikin Bimtek Bioflok dan Minapadi
FAO telah memberikan perhatian kepada Indonesia terkait dengan pengembangan minapadi di Indonesia
1 September 2020 10:11 WIB

Bimtek bioflok di Jambi | ist |
JAMBI, JITUNEWS.COM – Dalam rangka meningkatkan keahlian para pembudidaya nasional, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (DJPB) menggelar bimbingan teknologi (Bimtek) bioflok dan minapadi di Jambi, 24-27 Agustus 2020.
Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, Slamet Soebjakto, mengatakan, bahwa Bimtek ini merupakan wadah kegiatan pelatihan bagi para pembudidaya. Dengan adanya Bimtek ini hasil ikannya bisa lebih bagus lagi. Terutama pokdakan penerima bantuan agar usahanya dapat dilakukan dengan sebaik-baiknya. “Selain penambahan ilmu dalam berbudidaya pada kegiatan ini juga dilakukan temu bisnis. Harapannya acara seperti sekarang ini mampu meningkatkan keahlian baik dalam berbudidaya maupun dalam bisnisnya,” kata Slamet saat membuka acara.
Selain itu, sambung Slamet dengan peningkatan keahlian para pembudidaya otomatis akan meningkatkan ketahanan pangan nasional dan gizi masyarakat. “Dengan bimtek ini dipastikan hasil perikanan bagus secara kualitas maupun kuantitas. Tentu ini sebagai wujud meningkatkan ketahanan pangan dan gizi masyarakat. Oleh karena itu, acara seperti ini tidak hanya digelar di Jambi. Tapi dilakukan di daerah-daerah lain di Indonesia,” sambungnya.
KKP Kembangkan Benih Ikan Bermutu, DPR Beri Apresiasi
Disamping itu juga, adanya kegiatan ini kelompok penerima bantuan, diharapkan dapat menjadi model atau percontohan bagi masyarakat lainnya. Slamet juga menyatakan bahwa bantuan ini diharapkan bisa memberikan kesejahteraan bagi penerimannya, meningkatkan ekonominya secara berkesinambungan. Karena usaha bioflok dan minapadi ini merupakan suatu bisnis.
“Kelompok diharapkan dapat melanjutkan usahanya secara mandiri. Bila pada saat pelaksanaan usaha menemui kendala, maka pihak UPT akan mengawalnya,” ujarnya.
Kemudian, untuk hasilnya dari paket bantuan usaha ini antara lain untuk meningkatkan ketahanan pangan, mencegah stunting dan peningkatan gizi. Jadi bagaimana mengatur usaha ini agar menjadi suatu bisnis, sekaligus pemenuhan konsumsi kelompok. Untuk diketahui, tingkat konsumsi ikan para santri di pondok-pondok pesantren baru mencapai 9 Kg/kapita/tahun, padahal konsumsi ikan nasional telah mencapai 53 kg/kapita/tahun. Jadi, dengan program bantuan paket bioflok ini, kita harapkan para santrinya akan lebih sering makan ikan yang tentu saja merupakan sumber protein tinggi. “Dengan penyaluran bantuan kepada pesantren-pesantren ini diharapkan agar teknologi bioflok ini lebih memasyarakat, dimana para alumninya akan memperkenalkan bioflok ke masyarakat luas,” ujar Slamet lagi.
Selain itu juga Slamet menegaskan, upaya peningkatan keahlian pembudidaya sangat penting, maka dari itu yang harus menjadi perhatian juga adalah SDM pengelola usaha ini, harus merupakan SDM yang memang difokuskan untuk mengelola usaha ini secara professional. SDM yang betul-betul kompeten dan telaten. Begitu pula halnya kepada para penerima bantuan minapadi. Usaha ini juga harus dikelola dengan baik. “FAO telah memberikan perhatian kepada Indonesia terkait dengan pengembangan minapadi di Indonesia, seperti di Limapuluh kota. Selanjutnya, usaha di sektor perikanan budidaya ini masih sangat menguntungkan, apalagi saat ini ada dukungan Presiden bagi pembangunan perikanan budidaya,” tegasnya.
Ditempat yang sama, Ketua Panitia Bimtek, Syamsul menambahkan bahwa peserta Bimtek melibatkan peserta dari 23 Kabupaten di 4 provinsi, yaitu Provinsi Lampung, Sumatera Selatan, Jambi dan Riau, yang merupakan kelompok yang telah diverifikasi sebagai penerima paket bantuan Bioflok dan Minapadi tahun 2020. Peserta juga merupakan para pokdakan dan 11 pondok pesantren yang mendapatkan paket bantuan bioflok dan 6 pokdakan penerima paket minapadi tahun 2020. “Peserta Bimtek juga dapat mengakses kegiatan Bimtek ini secara daring, yaitu untuk peserta dari kalangan penyuluh perikanan dinas perikanan di 35 kabupaten,” katanya,
Sedangkan, Sekretaris Dinas kelautan dan Perikanan Provinsi Jambi, Amar Sholahuddin menyampaikan dan memberikan semangat kepada para penerima bantuan untuk melaksanakan dengan sebaik-baiknya amanah dari DJPB dan dapat melaksanakan usahanya secara berkelanjutan. Karena bantuan ini hanya stimulus saja, diharapkan para pembudidaya dapat mendukung peningkatan gizi masyarakat dan juga para santri di pesantren, lanjutnya.
Sementara itu, salah satu penerima bantuan paket bioflok lele, Handoko dari Pokdakan Sinar Kemilau Perdana yang berlokasi di Kabupaten Tanjung Jabung Timur, merasa sangat beruntung dan merasa senang mendapatkan bantuan tersebut.
Sebelumnya, kelompoknya melakukan usaha budidaya lele disamping rumah dengan menggunakan kolam terpal, karena bila menggunakan kolam tanah tanpa dilapisi terpal ikannya akan mati karena zat asam tanah di daerahnya yang cukup tinggi. Kemudian, karena mendapat informasi dari penyuluh perikanan tentang adanya bantuan bioflok dari KKP, maka kemudian kelompoknya mengajukan proposal permohonan bantuan melalui Dinas perikanan setempat. ”Saya sangat terimakasih sekali ikut dalam bagian ini. Harapannya dengan mengikuti pelatihan dan adanya bantuan ini mampu peningkatan pengetahuan tentang budidaya yang baik dan benar, serta mampu meningkatkan ekonomi kelompoknya,” kata Handoko
Senada Handoko, Sudirman, anggota kelompok Sawah Maju dan Suryadi dari Pokdakan Mina Karya Maju, keduanya dari Kabupaten Empat Lawang yang merupakan penerima paket bantuan Minapadi menyatakan hal yang serupa. Meraka mendapatkan informasi tentang minapadi ini dari penyuluh perikanan, dan berharap dengan adanya paket bantuan minapadi ini akan dapat menambah pendapatannya selain dari hasil panen padi. “Kami juga sangat berterimakasih, mudah-mudahan mampu meningkatkan taraf ekonomi kami,” ujarnya.
Seperti diketahui, dalam kegiatan Bimtek ini, selain dilakukan pengenalan Teknik-teknik budidaya sistem bioflok dan minapadi, serta cara mengelola usaha untuk menjaga kesehatan ikan, juga disampaikan kisah-kisah sukses dari para pelaku usaha bioflok dan minapadi langsung, sehingga dapat menjadi motivasi bagi para peserta penerimana paket bantuan pemerintah tersebut untuk dapat melaksanakan usahanya dengan semangat dan bertanggung jawab, serta yakin akan sukses bila bekerja keras dan pantang menyerah.
Pada akhir acara Bimtek, dilaksanakan fieldtrip agar peserta dapat melihat secara langsung kegiatan budidaya dengan sistem minapadi di Kabupaten Tebo, yaitu ke lokasi minapadi milik Kelompok Tani Karya di Desa Paseban kecamaan VII Koto Ilir. Sementara untuk pokdakan penerima paket bioflok mendapatkan juga materi praktek langung penyiapan bioflok lele di BPBAT Jambi.
Restocking Benih Ikan Budidaya, Jurus Jitu Penuhi Ketahanan Pangan Nasional
Penulis | : | Vicky Anggriawan |