Pertanian 4.0: Sudah Siapkah Indonesia ?
Revolusi industri 4.0 atau sering disebut revolusi 4.0 sudah cukup populer di Eropa
4 September 2019 09:47 WIB

Lahan Pertanian kunyit |
Teknologi memang sudah memegang peran penting dalam kehidupan saat ini, Semua orang sudah akrab dengan internet dan berbagai macam teknologi mutakhir lainnya. Dengan berkembangnya teknologi maka Revolusi Industri 4.0 pun mengemuka di tengah-tengah masyarakat.
Menurut Angela Markel (2014) revolusi industri 4.0 adalah transformasi komprehensif dari keseluruhan aspek produksi di indusri melalui penggabungan teknologi digital dan internet dengan industri konvensional. Secara gampangnya revolusi 4.0 adalah menanamkan teknologi cerdas yang dapat terhubung dengan berbagai sektor kehidupan manusia.
Revolusi industri 4.0 atau sering disebut revolusi 4.0 sudah cukup populer di Eropa, disebabkan adanya bencana demografi yaitu keadaan jumlah penduduk usia produktif lebih sedikit dari usai non-produktif. Itulah sebabnya tenaga mereka perlu digantikan oleh robot. Selain itu penyebab lain dari terjadinya revolusi ini adalah perkembangan teknologi dan internet yang semakin masif dan menjangkau seluruh aspek kehidupan manusia serta teknologi otomasi atau robot dan kecerdasan buatan yang terus berkembang pesat.
Pertanian Kena Dampak Revolusi Industri 4.0, Ini Tantangan yang Dihadapi
Dengan semakin meluasnya revolusi 4.0 maka dalam bidang pertanian pun ikut terjadi perubahan yang signifikan. Agenda utama dari pertanian 4.0 adalah transformasi digital di sektor pertanian, yang mengerucut pada pertanian pintar (smart farming), pertanian terukur (precision farming) dan bioteknologi.
Kementrian pertanian sebagai garda terdepan dalam pengembanngan pertanian 4.0 telah meluncurkan berbagai program, diantaranya adalah :
1. Smart Green House
Aktifitas dalam smart green house ini akan diatur oleh artificial intellegence, seperti pengaturan cahaya, air dan hal yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman
2. Smart Irrigation System
Merupakan irigasi yang terletak di bawah tanah yang meimiliki sensor terhadap wilayah yang harus memiliki prioritas lebih pengalirannya.
3. Automatic tractor
Sebuah traktor di mana petani bisa mengontrol traktor dari jarak jauh bahkan bisa dikendalikan di rumah.
Dilihat dari segi manfaatnya tentulah revolusi industri sangat dibutuhkan di Indonesia, dan akan berdampak baik terhadap petani maupun masyarakat pada umumnya. Namun ada beberapa tantang yang harus dihadapi pemerintah seperti yang dilansir dari LINE Jobs adalah :
1. Sumber daya manusia
Faktanya sebagian besar petani di indonesia memiliki usia lebih dari 40 tahun dan 70% lebih petani hanya berpendidikan SD bahkan kurang. Tentu dengan pendidikan formal yang hanya segitu menyebabkan daya dalam pengolahan lahan menjadi monoton dan sedikit terjadi inovasi
2. Kondisi lahan pertanian Indonesia
Tidak bisa dipungkiri bahwa penyebaran penduduk di indonesia belum terlalu merata, sehingga bannyak terjadi terdapat lahan tidur di pedalaman, sedangkan di beberapa wilayah strategis harga tanah sangat melonjak. Akibat dari lonjakan harga tanah tersebut membuat para petani sering kali harus menggarap lahan orang lain, dengan hasil akan di bagi dua nantinya.
3. Teknologi belum sepenuhnya diterima di masyarakat
Sistem atau alat-alat pertanian yang telah dipadukan dengan teknologi terbarukan sering kali belum bisa diterima oleh para petani di indoneia. Para petani lebih senang menggunakan metode tradisional atau alat tradisional dibandingkan menggunakan mesin dan metode baru, hal ini disebabkan karena para petani merasa lebih menyenangkan dan merupakan tradisi dari dahulunya. Seperti halnya di kampung saya, di Tanah Datar Sumatera Barat petani lebih senang membajak dengan kerbau dibandingkan dengan mesin traktor.
Pertanian 4.0 adalah pertaniaan yang akan dihadapi oleh masyarakat Indonesia ke depanya terkhususnya para petani, dengan pertanian 4.0 tentu pengelolaan pertanian mulai dari penyediaan bahan baku, pascapanen, proses pengolahan, hingga tahap distribusi hasil pertanian akan lebih mudah dilakukan. Dengan berkembang pesatnya internet yang merupakan salah satu ciri dari revolusi 4.0 tentu para petani akan lebih gampang menemukan pengetahuan terbaru tentang pertanian tak perlu menunggu penyuluhan dari pemerintah.
Meskipun indonesia memiliki banyak tantangan dalam menghadapi pertanian 4.0. Pertanian Indonesia haruslah mengikuti perkembangan zaman yaitu pertanian yang berbasis teknologi agar dapat menyokong kemajuan pertanian sehingga terciptalah petani Indonesia yang sejahtera serta masyarakat yang dapat mengonsumsi hasil pertanian yang berkualitas. untuk mewujudkan hal tersebut perlu adanya dukungan dari pemerintah, kerjasama di berbagai lembaga dan juga peran aktif masyarakat.
Kembali ke pertanyaan awal? Siapkah Indonesia dalam menghadapi pertaniaan 4.0? jawabanya tentu harus siap, karena bagaimana pun pertanian 4.0 harus diterapkan supaya pertanian Indonesia semakin maju dan produktif. Jika semua elemen yang terlibat dalam pertanian baik petani maupun pemerintah bekerja sama tentu pertanian Indonesia akan semaju dan produktif.
Ditulis oleh: Taufiq Ramadhani
*Tulisan ini adalah 'Suara Kita' kiriman dari pembaca. Jitunews.com tidak bertanggung jawab terhadap isi, foto maupun dampak yang timbul dari tulisan ini. Mulai menulis sekarang.
Gebrakan IPB soal Teknologi Pertanian Cerdas 4.0 Guna Bersaing di Industri Digital
Admin | : | Vicky Anggriawan |